UNSUR CUACA
Unsur-unsur
Cuaca Secara Umum, antara lain :
1. Radiasi Matahari Energi
Radiasi
matahari dinyatakan dalam satuan Watt per meter kuadrat (W/m2). Radiasi
Matahari merupakan pancaran energi dari proses fusi atau penggabungan inti atom
hidrogen dalam matahari menjadi atom hidrogen. Proses fusi ini menghasilkan
energi yang berupa pancaran gelombang panjang yang diteruskan ke atmosfer bumi
hingga kepermukaan. Proses ini lah yang menyebabkan energi panas matahari dapat
dirasakan di atmosfer hingga permukaan bumi. Radiasi matahari merupakan faktor
yang paling utama yang berperan dalam proses pembentukkan cuaca di atmosfer
bumi karena dari radiasi mataharilah “panas” diperoleh untuk menjadi
“penggerak” siklus-siklus di atmosfer yang menyebabkan perubahan cuaca dari
waktu ke waktu. Dalam obervasi meteorologi synoptik (permukaan), radiasi matahari
diamati dengan alat Solarimeter.
2. Suhu Udara
Suhu
udara adalah nilai derajat ‘ke-panas-an” dari udara pada suatu batasan ruang
atau wilayah. Satuan suhu udara umumnya dinyatakan dalam derajat Celcius atau
Kelvin dalam SI (Satuan Internasional). Suhu udara terjadi karena adanya aliran
energi kalor dari radiasi matahari melalui gelombang panjang ke molekul-molekul
udara di atmosfer dan molekul benda lainnya di permukaan bumi. Secara fisis
kemampuan tiap molekul dalam menyerap dan menyimpan radiasi matahari
berbeda-beda sehingga suhu molekul terbut berbeda pula.
Pemanasan
udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan
pemanasan tidak langsung.
a.
Pemanasan secara langsung
Pemanasan
secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1)
Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar
gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari
tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2)
Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan
kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain
di atmosfer.
3)
Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit
berwarna biru.
b.
Pemanasan tidak langsung Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan
cara-cara berikut:
1)
Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah
kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
2)
Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3)
Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4)
Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.
Untuk
lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Gambar.
Pengaruh atmosfer terhadap energi panas matahari. (Konsep Dasar Indraja dan
Pengolahan Citra, Bakosurtanal, 1995)
3. Tekanan
Tekanan
secara fisis didefinisikan sebagai gaya per satuan luas (F/A). Tekanan udara
adalah gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara per satuan luasan kolom.
Tekanan udara terjadi karena molekul-molekul udara pada suatu kolom mengalami
gaya berat akibat adanya gaya tarik bumi. Sedangkan, perubahan tekanan udara
terjadi karena adanya perbedaan suhu pada suatu kolom udara yang menyebabkan
perbedaan pemuaian udara sehingga tekanan udaranya pun berbeda.
Satuan
ukuran tekanan udara adalah milibar (mb) atau hector-pascal (HPa).
1
mb = 1 Hpa = 3/4 mmHg (tekanan air raksa) atau 1.013 mb = 76 cm Hg = 1 atmosfer
Tekanan
udara berbeda pada setiap tempat tergantung pada intensitas atau lama
penyinaran matahari, ketinggian, dan letak lintang suatu tempat. Semakin tinggi
elevasi suatu tempat semakin rendah tekanan udara di tempat itu. Hal ini
terjadi karena massa udara terpusat pada daerah yang memiliki elevasi yang
rendah akibat gaya gravitasi sehingga pada daerah yang memiliki elevasi yang
lebih tinggi, massa udara dalam satuan kolomnya lebih ringan daripada di daerah
yang elevasinya rendah. Dengan demikian tekanan udara akan lebih rendah pada
daerah yang memiliki elevasi lebih tinggi.
Pada
daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah itu sangat dipengaruhi oleh suhu
udara akibat peredaran semu matahari terhadap garis lintang bumi. Misal, pada
bulan Desember di belahan bumi bagian selatan didominasi oleh daerah bertekanan
lebih rendah daripada di belahan bumi utara karena pergerakan semu matahari
pada bulan desember berada di sekitar daerah 230LS dan begitu juga
sebaliknya.
Untuk
standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea level
pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam observasi meteorologi,
diukur dengan alat barometer aneroid maupun barometer air raksa. Perubahan
tekanan udara dari waktu ke waktu sangat berpengaruh terhadap perubahan
kondisi cuaca karena akan menimbulkan gangguan-gangguan cuaca mulai dari
skala lokal sampai skala global. Informasi tekanan udara juga sangat penting
dalam kegiatan penerbangan.
4. Angin
Angin
secara umum diartikan sebagai pergerakkan massa udara karena terjadinya
perbedaan tekanan udara pada tempat yang berbeda. Pada pengamatan Meteorologi,
angin diamati dalam unsur kecepatannya dan arah datangnya angin. Satuan
kecepatan angin yang umum digunakan dalam observasi meteorologi adalah knots
(Northicalmiles) dan satuan arah angin dinyatakan dalam derajat.
Angin
yang diamati dalam meteorologi adalah angin pada permukaan dan angin-angin pada
tiap lapisan udara vertikal. Angin permukaan diamati dari ketinggian kurang
lebih 10 meter dari permukaan tanah dengan asumsi tidak ada obstacles (benda
penghalang) yang berjarak lebih dari dua kali ketinggian benda tersebut.
Sedangkan angin pada lapisan udara vertikal (angin udara atas) diukur dengan
metode pilot balon dan saat ini juga sudah banyak digunakan radio sounding
(RASON) secara otomatis.
Angin,
ditinjau dari segi skala meteorologi dapat dibagi menjadi :
1.
Angin skala lokal. contohnya angin darat, angin laut, angin fohn, angin
lembah, angin gunung.
2.
Angin skala regional. contohnya angin monsoonal
3.
Angin skala global. contohnhya angin Passat.
5. Penguapan
Penguapan
atau evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap air. Penguapan
dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu, tekanan dan keadaan angin. Pada
observasi meteorlogi synoptik penguapan diukur dengan evaporimeter dalam satuan
millimeter.
6. Kelembaban Udara Relatif (RH)
Kelembaban
udara relatif adalah keadaan yang menunjukkan jumlah uap air yang terkandung
dalam udara jenuh pada tekanan uap jenuh.
dimana
:
Kelembaban
udara dalam observasi meteorologi diukur dengan menggunakan psychrometer atau
bisa juga digunakan higrometer.
7. Keadaan awan
Awan
terbentuk karena proses penguapan di permukaan bumi. Namun, awan tidak selalu
terbentuk di setiap daerah yang terjadi penguapan yang besar. Hal ini karena
adanya pengaruh angin dan arus subsidensi di daerah itu.
Awan
menurut tinggi dasarnnya dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Awan tinggi
Awan
yang termasuk kategori ini yaitu awan Cirrus, awan Cirrocumulus, awan
Cirrustratus.
2.
Awan menengah
Awan
yang termasuk kategori ini yaitu awan Altostratus, awan Altocumulus, dan awan
Nimbustratus.
3.
Awan rendah
Awan
yang termasuk dalam kategori ini yaitu awan Cumulus, awan Stratus, awan Stratocumulus,
dan awan Cumulonimbus.
Awan
menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Awan
Cumuloformis
Awan
yang memiliki bentuk bergumpal-gumpal ssehingga memungkinkan awan ini memiliki
ketinggian dasar yang rendah dan tinggi puncak yang menjulang tinggi.
Awan Cumulus
Awan Cumolunimbus
2.
Awan stratoformis
Awan
yang berbentuk lembaran atau lapisan yang merata dan cenderung homogen. Awan
ini tidak memiliki tinggi puncak awan karena lapisan atas awan ini sulit
diketahui ketinggiannya akibat terturup lapisan dibawahnya.
Dalam
awan-awan konvektif seperti awan cumulonimbus terjadi proses dinamika awan yang
berupa arus updraft dab downdraft yang sering kali membahayakan kegiatan
penerbangan, oleh karena itulah pengamatan tentang adanya awan jenis ini sangat
diperlukan.
Kandungan
pada awan didominasi uap air dalam keadaan yang jenuh (RH>95%) kecuali pada
awan-awan tinggi dan puncak awan cumulonimbus (berlandasan) yang didominasi
oleh kristal-kristal es.
Awan Stratus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar