Pages

Jumat, 07 Februari 2014

kumpulan cerpen

hey..
kenalkan , aku seorang gadis berambut ikal , kulit sawo matang, gak gendut gak kerempeng .. yah pas body lah >> proporsional .. ah apalah itu namanya .
Hidup ku penuh dengan lika-liku, kadang menyenangkan, kadang suram sesuram-suramnya, bahkan kadang hidup ku tak dapat ku definisikan seperti apa rupanya. Aku bukanlah orang yang spesial di mata orang, tapi aku tahu bahwa aku spesial di mata Tuhan. Aku bersyukur sampai saat ini, di usia ku yang dapat dikatakan sudah cukup dewasa, aku masih bisa melihat indahnya kehidupan yg Tuhan ciptakan. Aku sesungguhnya tak berharap banyak dalam kehidupan ku ini. Hanya ingin melihat orang-orang sekitar ku bahagia. That's it . Well, aku juga manusia, tentunya aku juga mewarisi sifat manusia yang beberapa diantaranya berlabel sangat buruk ; tidak pernah puas,  iri hati, keras kepala, dan masih banyak lagi yg sejenis dengan itu.  Tapi jujur saja, sifat buruk itu bukan menjadi kebiasaan dlm diriku. Aku iri, ya aku iri ketika seseorang mungkin bisa mendapatkan apa yang dia inginkan sedangkan aku tidak. Namun, nyatanya aku tak pernah membenci orang itu, aku justru melihat pada diriku. Aku berkata pada diri ini "apa untungnya kamu iri ? apakah yang ia dapatkan akan kau dapatkan juga? percayalah pada kemampuanmu, asah itu sampai tajam , berusahalah sebaik mungkin dan berdoa. Maka kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan". Aku keras kepala. ya aku kadang keras kepala. Wajar saja , karena aku bersikukuh dengan pendapat ku dan tdk mau menerima saran. Tapi, belakangan aku tersadar aku salah.. Saran sangat penting bagi kemajuan kita, tentu sebelumnya saran itu harus kita saring. Apakah sudah sesuai untuk diri kita.

Hidup ku ini rumit. Aku bertemu dengan jutaan orang semenjak aku dilahirkan, tapi aku tak yakin yang mana teman yang mana musuh yang mana sahabat , yang mana pacar *ehhh
oke.. dunia ini sesungguhnya sempit. Percaya? aku sih enggak percaya. Statement bahwa dunia ini sempit selalu dikatakan oleh orang-orang. Entah mengapa, tapi ungkapan itu benar. Bayangkan saja, aku memiliki sahabat. dia sekarang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Bali cabang Denpaasar. Disana dia bertemu seorang teman yang makin lama makin akrab. Aku pun begitu, aku bertemu seorang teman akrab di salah satu perguruan tinggi negeri di Bali daerah Singaraja. Apakah kalian tau? temannya dan teman ku ternyata saling kenal dan telah menjadi teman akrab saat mereka duduk di bangku SMA. FIX ! sekarang saatnya aku bilang "dunia ini sempit, ya?".

Banyak kisah hidupku yang gak pernah kuduga akan berjalan sepanjang ini..
banyak orang yang turut serta mewarnai hidup ku ini, masih banyak yang belum ku tuangkan dalam ketikan ujung jariku ini. Yakin kan diri kalian untuk tetap membaca , dan tunggu lanjutan kisah ku :)



Created by  :Komang Swandari


“Ri….” Terdengar suara lantang memanggil ku dari arah kantin. “Apa-an? Gawat banget!” tanya ku ketus. “Pinjem PR matematikaa donnnkkk….”pinta Vivi . “ishh,, emang kamu belum buat?” aku kembali berjalan menuju ruang kelas yang hanya beberapa langkah dari kantin. “makanya Ri,, aku pinjem yaahhh?” Vivi mencoba membujuk ku lagi, kali ini Vivi menyodorkan sebungkus roti strawberry padaku. Mungkin ia akan menyuap ku dengan roti kali ini, fikirku. “dasarrr! Tau aja kebisaaan ku yg setiap pagi belum makan!! Iya deh.. tuh ambil di tas ! bukunya pakek sampul warna ijo lumut ya!” Aku memutuskan untuk menerima sogokan Vivi  dan menyuruhnya untuk mengambil sendiri buku PR ku di dalam ransel hitam pemberian mama. Umur tas ku masih sangat muda, baru satu tahun sejak aku berulang tahun september lalu. Pagi ini sama seperti hari-hari biasanya, karena emang ga perna ada yang spesial di kelas ini. “Eh Ri…gimana ??” tanya Vivi tiba-tiba. Aku tak mengerti jelas apa yang ditanyakan olehnya. “Gimana apanya Vi..??”. tanyaku balik. “Itu masalah penyakit mu? Udah ada perubahan belom?”. Baru kali ini aku mendengar Vivi menanyakan hal seputar penyakit ku. Padahal tiap kali aku cerita ga perna di denger. Huft.. Gerutu ku dengan raut muka jengkel terhadap Vivi yang tak bisa kusembunyikan.  “Ga ada perubahan Vi,, kadang aku mikir kalo bentar lagi aku gak bakalan bisa bareng di kelas ini sama kalian lagi.Hampir tiap malem aku ga bisa tidur Vi, penyakit itu seakan-akan mengawasi ku agar aku selalu terjaga.” ucapku lirih dengan tanpa kusadari air mata ku mengalir deras pagi itu. Padahal aku udah janji buat ga nangis lagi apapun permasalahan yang sedang kuhadapi. “Kok kamu ngomong gitu, Ri..? Masalah sebesar apapun aku yakin pasti akan ada jalan keluarnya” vivi menenangkanku sejenak. Tapi air mata ku terus saja mengucur tanpa ada yang bisa menghentikannya. Semua teman-temanku heran, mereka bertanya-tanya dalam hati, apa yang sebenarnya membuat ku menangis pagi ini? “Ri… coba deh kamu fikir, banyak orang-orang yang lebih menderita daripada kita diluar sana.Mereka gak punya tempat tinggal, makan hanya sekali bahkan bisa tak makan sama sekali, ada yang ga bisa sekolah, cacat, banyak Ri. Kita yang baru dikasi masalah sedikit sama Tuhan aja udah mengeluh. Kita tuh mestinya memperbanyak rasa bersyukur Ri, bukan malah mengeluh tiap detik!” Vivi mencoba untuk menyadarkan ku agar tabah menghadapi ini semua. “Kamu bener Vi.. tapi aku masih ga bisa ngebayangin ini semua terjadi sama aku dan keluarga ku Vi!! Apa salah ku dan keluarga ku? Semua itu ga ada yang bisa jawab Vi! Aku hanya bisa pasrah,kalo emang nasib ku MATI di usia muda ga apa deh, setidaknya aku udah siap" aku mengahapus semua air mataku dan berlari meninggalkan vivi di kelas lalu menuju toilet yang berada hanya beberapa meter dari kelasku , aku meninggalkan vivi yang sangat mengkhawatirkan diriku. Aku basuh mukaku dengan air keran, lalu kupandangi diriku lekat-lekat dalam sebuah cermin di depan washtafell penuh dengan coretan tangan-tangan jahil siswa kelas XII, entah sebagai tanda perpisahan karena mereka akan meninggalkan sekolah mereka tercinta atau just iseng aja. Tuhan…apa aku ga pantes buat bahagia selama hidupku? Bukankah setiap orang dilahirkan ke dunia ini untuk hidup bahagia bersama orang yang ia sayangi? Tapi, kenapa itu ga bisa terjadi buat ku? Aku sudah cukup menderita karena teman-teman mencibir ku  selama ini. Entah mengapa mereka seakan-akan tak pernah menerima aku di sekeliling mereka. Semuanya udah aku kasi buat mereka, mereka nyontek semua pekerjaan ku, bahkan mereka ngelunjak sama guru dan ngaku-ngaku bahwa itu semua mereka yang buat di rumah. Aku sudah cukup sabar tapi kesabaran orang ada batesnya. Aku tahu ga sepantesnya aku marah dan kesel terlahir sebagai anak pintar, tapi aku ga mau hanya karena itu aku jadi dijauhin karena aku ga mau bagi-bagi jawaban sama mereka, atau bahkan dibilang pelit. Sekarang aku selalu jadi serba salah. Ga dirumah dan di sekolah. Apa aku cuma bisa bikin orang-orang sekitar ku menyesal untuk memiliki ku? Aku gag ngerti Tuhan! Cobaan hidup ku memang begitu menyedihkan. Ucapku lirih.
“Ri…?? Kamu kenapa melamun di depan cermin sih? Kamu abis nangis ya?” tanya Ditya yang saat itu kebetulan lewat di depan toilet. “Ah.. eng-enggak apa-apa kok..” aku membuang senyum perih ku pada Ditya. Tuhan kenapa dia mesti muncul lagi. Aku sudah cukup sakit hati pas aku tahu ternyata ditya suka sama Tania dan memutuskan untuk nembak Tania saat jam pulang sekolah sungguh kejadian menyedihkan untukku setahun lalu. Sampai-sampai 5 gulung tisu aku habiskan hanya untuk menangisi Ditya. Vivi pun heran saat itu, aku yang masih mencintai Ditya tak ingin untuk melihatnya menyakiti hati Tania kalo seandainya aku kasi tau perasaan ku yang sebenarnya. Ditya ama Tania emang pasangan yang serasi yang tak mungkin terpisahkan. Aku iri pada Tania yang bisa memiliki Ditya seutuhnya. Sedangkan aku ? aku hanya bisa untuk melihat senyum Ditya dari jarak jauh. Hanya Vivi yang mengerti perasaan ku pada Ditya. Vivi juga yang bisa menjaga rahasia ini. Ditya.. andai aja kamu tau, aku sakit harus kaya gini terus dit, berpura-pura tersenyum. Aku pengen curhat dit ke kamu, tapi kurasa itu ga mungkin. Aku takut teman-teman menganggap ku cewek perebut pacar orang. Lirihku dalam hati. “Emm… balik ke kelas yuk??” ajakku lalu menarik lengan Ditya. Aku tau saat itu Ditya masih bingung padaku. Di kelas Vivi menatap ku dengan tampang penuh kecemasan. Ternyata ia sudah lama menungguku untuk kembali ke kelas. “Are you ok?” Vivi memastikan keadaan ku setelah ia melihat mataku yang sembab seperti berkantung dengan warna kehitaman menghiasi kelopak mataku. “Vi.. buat aku tersenyum sepanjang hari ini yah?? Aku ga mau sedih lagi Vi.” Pinta ku pada Vivi yang masih memperhatikan ku seperti dokter yang ingin memeriksa pasiennya. “Hemm.. okelahhh. Janji ya ga nangis lagi? Aku lagi ga ada duit pake beliin kamu balon hari ini. Heheh.. peace?” ledek Vivi. “Hahaha… kamu ini Vi. Emangnya aku anak kecil! Sekalian aja beliin aku lolipop!” aku mulai tersenyum riang saat itu meski ku tahu senyum itu belum sepenuhnya ikhlas tuk aku lontarkan. Yah .. setidaknya bisa untuk menutupi kesedihan ku detik itu juga. Meski aku juga tahu kesedihan itu ga bakal hilang.
Jam pelajaran pun usai. Sebelum pulang Aku dan Vivi mampir sebentar di dagang siomay. Kami memang sengaja menyisakan uang jajan kami untuk membeli siomay, karena siomay adalah makanan favorit kami berdua. Setelah vivi mengantarkan ku pulang, aku melihat tatapan matanya padaku, ia seakan-akan ingin memberitahu ku sesuatu tapi aku gak tau apa yang membuat Vivi mengurungkan niatnya. “Dadah…” vivi mengucapkan kalimat terakhir sebelum ia kembali ke rumahnya setelah mengantarkan ku. “Makasi ya, Vi!” aku bergegas masuk. Ku letakkan tas ransel ku di atas meja belajar dan ku lihat mama sedang sibuk dengan masakannya. Aku lelah, setelah habis kusantap siomay ku, aku segera beristirahat sebentar mencoba untuk tidur. Aku terbangun ketika mataku melihat jam beker putih yang di dalamnya terlukis gambar mickey mouse telah menunjukkan pukul 5 sore. Aku mengambil handuk lalu berangkat untuk membasuh seluruh tubuhku dengan air hangat yang sudah disiapkan mama. Waktu bergulir begitu cepat. Usai belajar, aku sekilas menoleh kearah jam dinding ku yang tampaknya sudah menunjukkan  pukul 11 malam. Aku beranjak ke kamar merebahkan tubuh ku di kasur dengan motif bunga berwarna biru itu. Aku takut untuk memejamkan mataku, serasa ada yang mengawasi ku malam ini dan ia bersiap untuk menyiksaku habis-habisan malam ini. Sesuatu yang ga perna aku tahu apa itu. Seribu bahkan triliun tanda tanya ku juga ga bakal bisa terjawab. Namun, tanpa sadar malam itu aku tertidur pulas. Aku terbangun ketika aku merasakan gatal, super-super gatal di tubuh ku melebihi gatal akibat ulat bulu bahkan sengatan lebah atau semut merah. Aku berfikir, malam ini penderitaan ku dimulai lagi, setelah beberapa hari sebelumnya aku merasakan hal yang sama dan tepat pada waktu yang sama, yaitu pukul 1 malam. Aku serasa berada di dalam dunia yang aku sendiri tak tau itu dimana. Bibir ku terasa kelu dan sulit sekali untuk memanggil nama mama. Aku ingin menangis tapi ga bisa, ingin berteriak terasa sangat sulit bibirku tuk mengucapkan sepatah kata apapun, seperti memang digembok dan kuncinya dibuang ke tempat yang ga bisa kujangkau. Aku hanya berdoa malam itu. Aku berharap pada Tuhan untuk bisa membebaskan ku dari penderitaan ini dan bisa tidur nyenyak malam ini berharap mentari segera memancarkan sinarnya.
“kriiiiiiiiiiinnnnnngggggggg…………….” Suara jam beker tepat disebelah telinga ku hampir saja membuatku terjatuh dari tempat tidur. “Sudah pagi?” aku bertanya-tanya dalam hati, apakah ini sungguh-sungguh mentari pagi? ini bukanlah sebuah tipuan ilusi kan? Tapi, secepat inikah? Aku baru bisa tidur jam setengah 3 pagi. Ini gak bisa dipercaya!! Aku masih ngantukkkkk! Tapi, aku juga gak mau balik ke malam dimana aku sama sekali tak bisa tidur dengan nyenyak. Hatiku berteriak, amarah ku meluap. Untung saja tak ada yang mendengar suara hatiku ini.  Dengan gontai aku pergi untuk membasuh tubuhku. Selesai mandi, aku buru-buru mengenakan seragam batik putih ku. Mengikat rambutku, mengoleskan sedikit bedak untuk mempercantik penampilan. Humh.. I’m finish. Well, inilah aku, begitu pandainya menyembunyikan apa yang terjadi sampai-sampai orangtua ku pun tak pernah mengetahui apa yang terjadi padaku. “Maaa….. aku berangkat dulu ya” aku melihat mama masih tertidur di ranjang nya, kasian mama tiap hari lelah mengurusi pekerjaannya. Aku jadi teringat saat mama tertipu oleh orang yang berkedok seorang pemilik suatu swalayan dari Jakarta yang mengatakan mama memenangkan doorprize dan akan diberikan hadiah sebuah motor. Aku masih ingat sekali kejadian itu, aku tak mempercayai orang itu, namun mama ? aku sendiri heran kenapa mama bisa begitu percaya dengannya. Aku mulai berfikir kalo mama terkena hipnotis melalui telepon. Dan ternyata dugaan ku benar, mama telah kehilangan uangnya hampir sejuta, itupun bisa lebih jika papa tidak bisa mencegah mama. Aku sedih sekali saat itu, membayangkan kembali uang mama yang raib, uang yang selama ini susah payah diperoleh nya. Mulai saat itu aku mulai belajar untuk hemat, supaya aku bisa memenuhi segala kebutuhan sekolah ku tanpa uang mama. Sekolah di sekolahan favorit aja udah bikin uang mama terkuras setiap bulannya. Biaya inilah biaya itulah .. humh,, tekad ku makin kuat untuk bisa ngebahagiain mama. Gumam ku. “Eh kamu Ri, mau berangkat ya?” mama terbangun dan sedikit mulai menyadari kehadiranku di depan pintu kamarnya. “Ia ma.. Riri berangkat dulu ya, hari ini aku ada les di sekolah ma, jadi pulangnya agak telat dikit. Bye ma.” kucium tangan lembut mama lalu bergegas pergi, aku ga ingin mama memergoki ku menangis.
Di sekolah Vivi sedang asyik dengan laptopnya, apalagi kalo bukan fb’an .."Hy, Vi.. sibuk banget. Pasti lagi chating ama bebeb mu ya?” aku mencoba untuk membuat Vivi beralih padaku. “ihh.. apaan seh?? Jadi pengen malu nih aku…” Vivi tersipu malu. haha.. aku berhasil membuat wajah Vivi jadi merah seperti abis berjemur seharian di depan tiang bendera sambil mengangkat salah satu kakinya, memegang kedua telinganya. Hahaha.. itulah yang sering dilakukan Pak Ardi terhadap kelakuan muridnya yang selalu meledeknya di kelas.. “Oya.. gimana Ri?? Semalem kumat lagi penyakit mu?” tanya Vivi. Pembicaraan kami beralih dari yang membicarakan bebebnya ke penyakit super aneh yang hinggap di tubuhku. “Hem.. bukan kumat lagi Vi. Lebih dari itu! Semalem aku sukses dibikin ga bisa tidur nyenyak, nih liattt! Mataku sipit banget kan? ini semua gara-gara aku cuma dapet tidur 3 jam tauk !” tuturku sambil menunjukkan kedua mataku yang sipit. “Udah coba ke orang pintar??” vivi bertanya hal yang sama seperti yang ditanyakan rosa, sahabatku pas smp. Ya.. karena selain Vivi yang tau, aku juga curhat ke rosa, aku gak kuat nanggung ini semua. Aku butuh tempat curhat, dan tempat yang pas untuk curhat itu adalah sahabat ku. Entah kenapa tempat itu bukanlah orangtua ku sendiri, mungkin aku tak mau menambah pikiran orangtua ku yang sudah cukup rumit dengan masalah yang menghampiri keluarga kami akhir-akhir ini. Pikirku. “Udah kali Vi. Dia bilang kalo aku ni ada yang ganggu!!” tiba-tiba aku merasa suasana pagi itu terasa mistis. Kalo cerita masalah orang pintar dan penyakit ku, aku jadi ingat saat pertama aku mendatangi rumah orang pintar itu. Siang itu aku, mama dan papa yang pergi ke orang pintar kepercayaan keluarga untuk menanyakan masalah penyakit ku. Tapi, entah kenapa aku merasa sangat sulit untuk bisa sampai ke rumah orang itu. Dari awal perjalanan ku selalu saja ada halangan. Aku sempat berfikir apa aku emang gak ditakdirkan buat sembuh? Sampai akhirnya setelah hampir 30 menit aku, mama dan papa muter-muter ga karuan, kita sampai di sebuah rumah yang ga cukup besar, ada mobil tua yang terparkir rapi di garasi dan seekor anjing putih dikerangkeng dekat pintu berpagar putih. Kami sempat menunggu 2 jam disana karena orang pintar itu sedang menangani pasiennya yang lain. 2 jam berlalu orang itu datang, ternyata dia seorang nenek tua. Aku, mama dan papa dipersilahkan masuk ke ruang praktiknya. Sungguh suasana yang mencekam ku rasakan, maklum ini pertama kalinya aku pergi ke orang ahli spiritual. Terdengar juga suara burung gagak yang sengaja ia pelihara di dalam rumahnya yang memekak telinga ku, huh.. gendang telingaku serasa hampir pecah. Ia menyuruh ku memasuki sebuah ruangan yang begitu penuh aura spiritual. Kemudian, ia melakukan suatu ritual yang membuat bulu kuduk ku merinding dan jantung ku berdebar sekencang mungkin. Bayangkan saja dia berbicara sendiri, sepertinya dia berbicara dengan “makhluk” yang hanya bisa dilihat olehnya. Aku takut setengah mati. Tiba-tiba.. ia membalikkan tubuhnya yang renta dan mulai berbicara pada kami “Ada yang mengganggu anak anda, pak, buk !” kata nenek itu. Aku gak tau harus berkata apa lagi saat itu. Hati ku tiba-tiba terasa amat sangat perih melebihi perihku pada Ditya. Aku mencoba menahan gumpalan air mata yang sudah ada di pelupuk mataku. “Lalu, siapa orang yang menyakiti anak saya?” mama mencoba menggali informasi lagi, namun nenek itu bilang nanti aku juga akan tau sendiri dalam mimpi. Namun, sampai saat ini aku tak pernah memimpikan orang itu. Aku masih di hinggapi seribu rasa penasaran ku.
 “Eh Ri… kok bengong? Ya udah ga usa terlalu dipikirin! Jajan yuk? Kamu pasti belum sarapan lagi kan?” ajak vivi. “Tapi, Vi..?” aku berusaha untuk menghentikan vivi, kasian dia masak aku nebeng makan mulu pake uang jajannya. Kan ga seru… “Udah, ga apa, ayok!” vivi menarik lenganku.
Usai pelajaran, kelasku ada les bahasa inggris, aku udah sempet ijin sama mama dan untungnya mama ngerti. “Ri.. kapan-kapan jalan-jalan, yuk?? Kan udah lama kita gak jj bareng. Mau ya?” bujuk Vivi. “Emm iya deh Vi.. tapi ga ampe lewat jam enam ya, kamu kan tau penyakit ku bakal kumat kapan aja” tegasku pada Vivi. “Iya,, aku juga tau kok. Emm .. tapi enaknya kemana ya?” vivi sangat asyik memikirkan kemana kami akan jj weekend nanti. “Engg.. ke pantai bagus kali ya? Ehh.. ga ke mall aja pasti lebih seru, bisa cuci mata, belanja-belanja” vivi masih sibuk mengoceh sendiri. Namun perhatian ku tertuju pada ditya yang sedang bercanda ria bersama Tania di depan kelas Tania. Perasaan ku kini tertusuk lebih dalam melihat kemesraan mereka. Ditya nampaknya sangat bahagia memiliki Tania, cewek cerdas, baik hati, cantik, lemah lembut dan tajir. Apa ditya akan sebahagia itu jika bersamaku? Kayanya ga mungkin. Aku ga seperti Tania yang super perfect di mata ditya. “Iiihhh.. Riri. Daritadi kamu ga denger aku ngomong ya?” vivi melambai-lambaikan tangannya tepat di wajahku, seketika membangunkan lamunan ku. “Liat apaan sih Ri??” vivi lalu menoleh ke mana pusat penglihatan ku mengarah. “Ri? Kamu masih mikirin ditya? Udah lah lupain aja! Kamu selama ini terus mikirin dia, tapi ditya?? Apa kamu bisa mastiin kalo dia bakal seperti kamu yang mikirin dia terus,hah? Bangun Ri!! Ditya udah jadi milik Tania.!!” tegas vivi. “Iya aku sadar vi. Tapi, aku ga bisa lupain dia!” aku menangis sejadi-jadinya saat itu untung saja ditya dan Tania ga denger suara tangisan ku. “Udah ayok jalan” vivi kembali menarik lenganku. “Apa?? Enggak ah vi.. aku ga mau lewat sana" aku melepaskan pegangan vivi, aku enggan tuk melewati ditya dan Tania yang tengah pacaran. “Ri.. ayolah. Kita gak mungkin muter ke amerika dulu kalo jalan menuju aula ya cuma ini !!” vivi kali ini benar, aku ga mungkin untuk menghindari mereka. Toh nantinya juga aku bakal ketemu mereka lagi. Kami mulai berjalan tepat di depan mereka lalu aku memberanikan diriku untuk menyapa ditya. “Hai.. dit. Gag les?” tanyaku sok ga merasakan kesedihan ketika  kehilangan ditya. “Ohh iya ..entar deh.” singkat ditya. Hanya itu? Sesingkat itukah? Aku merasa ditya memang sudah benar-benar melupakan ku. Kali ini aku yang menarik lengan vivi dan mempercepat langkah kami menuju aula sembari menunggu guru les kami.
Pelajaran Les hari ini ga masuk sama sekali di otakku. Perkataan ditya yang begitu singkat siang tadi begitu membuat ku yakin, bahwa dia benar-benar melupakan ku. Malam ini aku gak sempat buat baca buku untuk mata pelajaran esok. Kepalaku pusing memikirkan masalah ku yang semakin rumit. Aku tidur ditengah kehangatan sang bulan yang sedang bercengkrama bersama sang bitang.
Tapi.. sebelum mataku terpejam aku terngiang ucapan Vivi yang mengatakan ‘kita gak boleh banyak ngeluh, tapi perbanyak lah rasa terima kasih kita pada Tuhan’. Aku sadar selama ini aku banyak banget ngeluh, aku sekarang yakin bahwa setiap masalah pasti akan ada solusinya. Kebahagiaan yang dimiliki setiap insan bukanlah materi, tapi kasih sayang dan kehangatan bersama orang tersayang. Aku cuma hanya punya sedikit kebahagiaan yaitu mama dan papa. Oya satu lagi, Vivi yang selalu memberiku nasehat apapun masalah yang tengah kuhadapi. Aku janji ga akan menyia-nyiakan hidupku. Aku punya segudang impian yang belum ku raih yaitu ngebahagia-in mama dan papa. Cuma mama sama papa yang paling kusayang saat ini. TUHAN kumohon jangan ambil semua kebahagiaan Riri. Riri janji ga akan ngeluh lagi dan akan tetap tersenyum apapun masalah yang riri hadapi.
Selang waktu berjalan, penyakit yang menghantui hidup ku sedikit demi sedikit mulai menghilang dan kehidupan ku kembali berjalan normal. Dengan tekunnya, aku melakukan pengobatan serta mencoba melupakan Ditya. Cobaan ini membuat ku semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Kesembuhan itu pasti ada! aku yakin, yaa.. aku sangat yakin ! Tuhan memberikanku KEYAKINAN itu.
Kini, aku sudah sembuh total, sembuh fisik dan mental. Tapi, aku pun yakin penderitaan itu akan selalu membayangi kehidupanku, sekarang saatnya aku belajar lebih dewasa agar mampu menghadapinya, tanpa banyak mengeluh.
Created by  : Komang Swandari



                        Ada banyak hal sebenarnya belum sempat ku ucapkan padamu…Entah ,, aku juga ga ngerti  kenapa aku gag pernah berani buat cerita apapun yang aku alami…Banyak sekali yang harus aku keluhkan padamu, tapi aku malah berfikir untuk memendam itu semua..
Bu.. aku pengen ibu tau kalo aku sebenernya sayang banget sama ibu,, seperti yang ibu tau, aku sulit untuk menunjukan sayang itu padamu ibu.. Jujur aku ngerasa kadang jadi anak yang cuma nyusahin ibu aja!! Aku selalu  ngebuat ibu susah, terbebani dengan kehadiran ku..Aku sedih liat ibu harus bekerja keras supaya aku bisa sekolah..Ribuan tetes air keringat darimu mungkin ga sebanding dengan apapun yang aku lakukan untuk mu ibu..
Ibu telah berusaha agar aku bisa lahir ke dunia ini, melihat betapa indahnya kehidupan ini..
ibu bahkan rela mati untuk melihat ku tetap hidup.. saat aku sakit ibu-lah orang pertama yang memberiku obat, merawat ku dengan penuh kasih sayang..ibu yang mengajarkan aku bagaimana berpakaian yang benar, berbicara yang sopan, bertingkah laku yang selayaknya, sampai memaafkan segala kesalahan orang pada kita,
Masih ingat-kah ibu saat ibu bertengkar dengan ayah ?? kejadian nya sudah sangat lama sekali, mungkin saat usia ku masih 6tahun. Saat itu ibu bilang akan meninggalkan kami dan pergi ke rumah kakek di Singaraja. Apakah ibu tau bagaimana perasaan ku saat itu?? Aku sungguh ingin melarang ibu pergi, tapi aku ga bisa! Aku malah memilih menangis di kamar.. aku sangat takut untuk kehilangan mu ibu.. untunglah saat itu ayah berhasil meredam kemarahannya dan mengalah demi ibu dan kami. Aku kira itu terakhir kalinya ibu berbicara akan meninggalkan kami, tapi sekarang aku malah semakin sering mendengar ibu berkata seperti itu.. setelah 9tahun lamanya aku berharap tak ada lagi kata-kata itu terucap dari bibir mu,,
Apa ibu tau?? Aku bukan apa-apa tanpamu!! Jangan pernah pergi kemana-mana, Bu!! Ibu lebih berharga dibandingkan dengan apapun. Satu hal lagi, tiap ibu terbaring kesakitan ..Aku selalu berdoa sama TUHAN supaya rasa sakit Ibu dipindah ke tubuh ku aja, aku ga bisa lihat ibu kesakitan… lebih baik aku yang sakit karena aku akan mampu tuk tetap bertahan sesakit apapun itu.
Aku sering banget iri sama keluarga temen aku,, mereka selalu punya waktu untuk kumpul bareng, cerita-cerita bareng, jalan-jalan bareng. Tapi kalo aku? Aku sebenernya pengen untuk seperti mereka, namun sepertinya keadaan yang selalu tak mengizinkan.. ibu selalu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Dan aku tahu itu semua untuk membantu ayah membiayai segala keperluan. Pengen kumpul bareng tapi lagi-lagi niat itu urung terlaksana karena ku lihat ibu sudah cukup lelah. Kalau aku menambah beban ibu dengan segala masalah ku, aku takut malah jadi kepikiran sama ibu..
Bu.. aku pengen lain kali kita bisa saling curhat..Dan mungkin itu semua adalah sedikit curahan hatiku , maaf aku ga bisa ngomong secara langsung ke ibu mungkin lewat surat ini aku sudah mengungkapkan seluruh isi hatiku ke Ibu. Maaf  aku selama ini cuma bisa ngebebanin Ibu, bikin Ibu selalu kepikiran sama aku karena kadang kalau aku pergi ga pernah izin dulu, maaf udah bikin ibu kesel, bahkan bikin ibu nangis..Aku ga bisa balas semua keringat ibu dengan sesuatu yang berharga..
Satu keinginan ku adalah “MEM-BAHAGIAKAN mu IBU”, itulah yang sedang aku usahakan saat ini..
sepenggal lirik lagu ini mewakili perasaan ku padamu, Bu..
ku serahkan  semua yang kau minta, kan ku penuhi,
ku bertahan hanya disaat ibu di sisi ku.
Semua yang pernah ada kan ku taruhkan, perasaan ku berikan tak sedikit waktu pun kan kutinggalkan demi bersama mu
Maha besar kau telah berikan ku hidup ,,kau segalanya di hidup ku, ibu yang kucintai di dalam hati ku, kau terbaik di mata ku..

SELAMAT HARI IBU 22Desember
&
SELAMAT ULANG TAHUN 20Desember
L O V E you


Seuntai kata cinta akan terucap manis apabila kita mampu dan memiliki keberanian tuk ungkap itu semua. Dan sebuah penyesalan kalo kita tak pernah bisa lakukan itu.
            “ Heyy… Din..! asyik banget baca novelnya ! ampe lupa ama sekitar. Ckckck. Novel apaan sih? “ dengan sigap Rara merebut novel yang sedang kubaca. “ ihh..Rara apa-apaan sih, aku lagi baca tauk!!!! kan lagi seru.. ” sahutku dengan tampang memelas meminta novel itu. “ hahaha..iyaiya, neh! Ga usah cemberut gitu dong ! tu..tu.. jeleknya jadi nambah kelihatan. Hihihi “ ledeknya. “ humhh, abisnya ga bisa liat orang seneng sih! “ ucapku ketus dan mengambil kembali novelku. “eh bentar deh.. itu novel yang kamu bilang dikasi Kevin ya?? “ tebak Rara, sambil cengar-cengir ga jelas. “ iya.. novel yang udah lama pengen banget aku punya, tapi karena ga ada duit jadi kutunda dehh. Ga tau kenapa si Kevin bisa tau and then beliin ni novel buat aku. Pake acara ngasi bunga mawar segala lagi!! “ jawabku dengan pipi seketika merah merona ketika Rara berhasil  membuatku tersipu malu. “ tu kan Din.. udah ku bilang Kevin tu suka ama kamu… yeee.. kamunya aja yang ngeyel kalo ku kasi tau..! “ ujar Rara meyakinkan. “ hufft.. udah deh ga usah bahas itu! Emmm.. kantin yukk.. aku traktir dehh.. “ bujukku. “ wahh.. bener  ya? “ Rara masih tak percaya. “ iya.. kalo udah urusan makan aja, nomer satu dah ! Rara.. Rara.. “ aku membalas ledekannya barusan.
            Upppssttt… ada yang lupa !. aku Dinda murid SMA Tunas Bangsa. Emmm.. ga ada yang special dari aku, just info aja sih. Aku anak tunggal, tiap hari orang tuaku pulang pergi ke luar kota, sampe ga perna ada waktu buat aku meski hanya untuk makan malam atau ngerayain ulang tahun aku. Di sekolah aku terkenal jail bahkan super –super jail dan ceria. Tapi, seketika kejailanku hilang saat aku baca novel. Entah kenapa kalo aku udah baca novel, aku serius banget, ga bisa diganggu sama sekali. Tapi,dibalik itu semua sesungguhnya aku kesepian. Hanya ada Rara, sahabatku dari SD dan ga tau kenapa kita bisa satu sekolah terus. Mungkin Tuhan kirim Rara untuk selalu ada menghiburku, Rara-lah yang bisa buat aku tersenyum. Dia orangnya sok tau dan ngefans banget sama Michael Jackson. Walaupun sesungguhnya aku memang lebih fanatic sama The King of Pop yang satu ini. Hehe.. hobiku baca novel, tau gag?? Uda hampir seratus novel yang ku baca !!. sedangkan Rara ? hummhhh.. dia mah ga suka baca !. ditawarin buku apapun, dijamin ga bakal dia baca, kecuali artikel MJ.
            “ ehh.. Din! Bengong aja, aku pesen semangkuk bakso yak? “ ucap Rara memecahkan keheningan saat itu. “ hha? Apa-apa? Engg… iya deh mo sepuluh mangkuk juga boleh kok ! “ sahutku singkat sambil tersenyum kecil terhanyut oleh cerita novelku lalu kulanjutkan membaca novel pemberian Kevin, judulnya ‘ first love’ . “ Din.. Dinda ? “ Rara memanggilku seperti ingin memberitahukan sesuatu hal yang tak pernah kuketahui sebelumnya. “ hemmbb.. apa?  “ sahutku dengan tetap memandangi novel di hadapanku lekat-lekat . “ kamu tahu Doni kan ? itu lho anak XI IPA 3“ tanya Rara sambil menyantap baksonya, nampaknya Rara memang kelaparan, baru kali ini aku melihatnya kelaparan seperti itu, hihihi seperti orang yang sudah 5 hari terdampar di Pulau tak berpenghuni ,sepi, dan tanpa ada yang bisa disantap. “ emm, ya.. emang kenapa ? “jawabku singkat.    ihh.. kamu gimana sihh! Dia kan cowok terpopuler seantero sekolah kita “ jelas Rara. “ hufft… infonya rada lebay dehh “ fikirku. “ udah makannya? Cabut yuk ? uda mau masuk kelas nehh.. “ ajakku.
Sambil merapikan buku, setelah itu aku dan Rara beranjak meninggalkan kantin sekolah.
            Dengan pandangan kosong, aku melalui koridor sekolah dan mulai menaiki satu demi satu anak tangga, sambil memikirkan kembali ucapan Rara tadi di kantin. Siapa? Siapa tadi? Doni ? emang iya? Dia terkenal ? kok aku ga pernah tahu tuh!
Tiba-tiba ..
            “ bruukkk.. “ semua buku di tangan ku terjatuh. “ aduh.. maaf ga sengaja..” sahut orang yang menabrakku. “ ha? Gak apa, ini aku kok yang salah, aku daritadi melamun. Jadi ga liat jalan deh.. “ ucapku sambil mecoba berdiri dan mulai meluruskan pandangan ku ke arah lelaki yg menabrak ku, aku terdiam tak menyadari bahwa mataku seketika menatap matanya.  Dan kalian tau apa yang terjadi? Dalam hitungan detik diantara kami berdua terdapat letupan yang berasal dari reaksi-reaksi kimia dadakan. Reaksi itu mampu membuat hatiku berdebar sekencang-kencangnya, sekeras mungkin melebihi dentuman bom atom. Aku harap dia ga mendengar debar jantungku yang seakan ingin meledak saat itu juga. God.. sepertinya aku jatuh dalam medan cinta yang tak pernah kulalui sebelumnya. “Hey..kamu ga pa pa kan??”tanyanya sambil melambaikan tangannya dihadapanku yang langsung membuat ku tersadar setelah sekian menit terpesona olehnya. “ha??kenapa?? engg.. enggak-enggak aman kok! Ga ada yang lecet. Hehe” sahutku agak terbata-bata karna pertanyaannya yang sedikit mengagetkanku. “ya udah. Aku duluan ya?”cowok itu pergi dengan menggoreskan senyum manis nya di hatiku. “ha?? Iya-iya. Aku juga buru-buru neh!!” Aku masih memandangi langkah kepergiannya. Tubuhnya yang tinggi tegap, rambut dengan kerah baju yang diterpa angin, sorot matanya yang indah, senyum dari bibir mungilnya, serta suaranya yang khas dengan kata-kata lembut terucap. Semuanya !! semuanya perfect banget!! FIX aku jatuh cinta ! Ini dia.. kisah cinta yang masih dalam balutan misteri. Aduh kenapa ni?? kok serasa hati aku ada taman bunganya gitu ya??? Apa karena aku lagi berbunga-bunga, sampai bunganya pada bermekaran gitu.. hihihi..ada-ada aja. Tiba-tiba salting plus alay gak jelas gini.  Aku bergumam tanpa menyadari siswa yang tengah lewat dihadapanku mengganggap ku kesambet setan penunggu sekolah. Aduh aku jadi malu.
            “dindaaaaaaaaaaaaa…….!!” Terdengar suara lantang dari arah kelas memanggil ku. Tak salah lagi itu pasti Rara. “Ceeepeetaaannn!! Guru biologi super killer itu uda mau masuk kelas tauk! Entar kamu di hukum lari keliling lapangan basket ato malah di suruh berdiri di depan kelas sambil ngangkat satu kaki en jewer telinga sendiri. Kamu mau kaya geng nya nadia ??? kan serem“ ajak rara . haduuhh.. aku sampe lupa sekarang pelajaran guru biologi tergalak (kata kakak kelas sih. Hehe) tapi, emang galak banget sih. Bayangin aja!! Geng nya nadia pada dihukum bersihin WC selama seminggu gara-gara ga merhatiin dia nerangin pelajaran. Iiiiii…. Ga ngebayangin deh. Bersihin WC yang super-super bauk di sekolah!! Banyak kecoak, lintah,… “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………”dengan langkah cepat aku berlari menuju ruang kelasku. Ku harap aku belum terlambat.
            “Din.. ada apaan sih tadi ??”rara mencuri-curi waktu untuk menanyakan hal tadi saat Bu Tia sedang asyik menulis di papan. “maksud??” tanyaku balik seolah-olah tak mengerti maksud dari pertanyaan rara. “itu tadi. Perasaan kamu tadi ngobrol ama ka doni deh???” rara mencoba untuk memflashback kembali ingatanku. “ha?? Doni?? Ooo.. jadi cowok tadi itu doni!! Doni anak XI ipa 3 yang kamu certain tadi di kantin??” aku mengorek-ngorek cerita rara di kantin. “ enggak !! ya iyalah. Secara yang namanya doni di kelas XI ipa ya cuma dia doang kali!! Gimana sih??” jawab rara ketus. “yah sorry.. tadi aku ga begitu ngeh pas kamu cerita! Gini lo.. tadi dia nabrak aku , trus ngebantuin aku ngerapiin ni buku” jelasku. “oooo… “rara sepertinya paham tentang kejadianku barusan. “ra..” aku melirik ke arahnya. Aku harap rara ga ketawa saat mendengar ide konyol ku ini. “emm.. apaan??” rara tetap mencatat apa yang ditulis Bu Tia di papan. “mau bantuin aku gak ??”pintaku. “bantu apa dulu ni?? emm ada komisinya kan??”seru rara. “hush dasar!! Iya deh kalo rencana ku berhasil , kamu aku traktir 2 bulan penuh” aku meyakinkan rara sambil memasang tampang memelas ku. “janji ya?? Emang ngapain?” Tanya rara nampaknya ia tertarik dengan ideku kali ini. ‘bantuin aku supaya bisa jadian am ka doni yah??” aku agak ragu sebenernya, tapi apa boleh buat ini tuntutan hati aku. “ha? Gila kamu din! Ga ah!! Emang ga ada yang lain ya??” ledek rara.  “humh.. please, please ??” pintaku sekali lagi. “ iya deh.. aku bantu. Besok aku coba tanya kaka aku yang sekelas am doni buat nanyain berapa nomornya.” Jelas rara. “hah.. bener ni?? Ooouuhh kamu emang sahabat aku yang paling baek sedunia ra!! Makasi ya my sweety! Mmmuuuuaaaccchhh…….” Aku memberikan kiss ku tepat di jidat rara. “ish.. ga perlu cium jidat aku segala!! Entar cowo-cowo yang ngeliat pada nyangka yang enggak-enggak !! kan ga lucu dinda sayang!!” rara menghapus bekas bibir ku di jidatnya. “hehe.. maaf “
            Satu hari..dua hari.. tiga hari.. sampe seminggu ga ada kabar terbaru dari rara. Sampe suatu saat rara mengajak ku untuk ketemuan di rumahnya. “nih,, uda aku tepatin kan??” rara menyodorkan ku sebuah rangkaian nomor. “wahh.. hebat kamu ra!! Gimana caranya kamu bisa dapet nope ka doni?” aku penasaran banget, ku tanya langsung rara bagaimana dia mendapatkannya. Karena, dia pernah bilang kakaknya juga suka sama ka doni dan ga mungkin dia ngasi nope ka doni ke saingannya. Itu mah mustahil. “huh.. aku nyolong hape ka nia pas dia lagi ke wc, ya udah ku catet aja langsung ntar keburu dia nongol duluan lagi! Untungnya kagak ketauan, kalo ketahuan bisa digantung di pohon cabe aku. Dan kamu gak akan punya sahabat secantik dan sebaek aku lagi deehh.. “ jawab rara rada sinis. “hihhihii.. kamu ni ada-ada aja. Btw thanks yaw! Yaudah ku balik ya! Ntar di cari-in mama ku lagi! Dadah my sweety!” aku beranjak dan pergi meninggalkan rara.
 Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Gak nyangka PDKT ku bisa dikatakan berhasil. Aku tinggal nunggu kak doni nembak aku. Upsstt kebalik. Hehe.. gini deh saking ngarepnya. Gumamku.
            Pukul 18.00 aku mengambil HP-ku yang tergeletak di atas meja dan mengirim sepenggal sms buat ka doni. Kak aku tunggu di taman ya. (sent message).
Akhirnya sebentar lagi. Tapi, kenapa jantungku berdebar semakin kencang?? Humh ga sabar neh. Eh ka doni mana ya?? Uda hampir sejam aku nunggu. Emm bentar lagi kali ya? Mungkin di jalan macet. Menit-menit berlalu kian cepat, tapi doni belum juga nongol. Apa aku samperin ke rumahnya aja? Maybe dia lagi sibuk jadi ga sempet datang. Fikirku.
            ‘kak Do…..” belum usai ku panggil namanya di depan pagar, air mataku menetes, jatuh membasahi pipi sebelum jatuh menyusup ke dalam bajuku. Harapan ku sirnah, mimpi-mimpiku untuk bisa memilikinya lenyap. Bodoh banget sih aku ?? kok bisa-bisanya aku gak tau kalo dia udah punya cewek!! Terlalu sakit hatiku untuk berdiri di hadapan mereka hanya untuk meratapi nasib cintaku. Kak doni memeluk cewek itu erat, seperti tak ingin tuk kehilangannya. Saat itu juga kuputuskan untuk menjauh dari kak doni. Di rumah semua barang darinya aku simpan dalam kotak yang akan ku letakkan di gudang. Karena aku ga perlu lagi memori tentangnya!
            Malam itu, hapeku bergetar ternyata ada sms dari ka doni. Din.. maaf tadi aku lagi ada tamu. Emm bisa ga besok ketemuan di taman?? Ada hal yang pengen aku omongin ke kamu! Sebutir air mataku menetes lagi. Tak kuhiraukan sms itu, hp ku silent dan aku pergi tidur. Paginya tanpa kusadari ada 20 panggilan tak terjawab dari doni dan 10 sms yang sama darinya. Sepertinya doni khawatir padaku, setelah semalaman aku tak membalas sms ataupun mengangkat telfonnya. Di sekolah akupun menjauhinya. Ga heran juga dia selalu ingin tau keadaan ku melalui rara. Tiap detik rara selalu bertanya, ada apa dengan aku dan kak doni?. Tapi aku hanya diam. Tak ada sepatah kata yang terucap. din.. aku ga tau apa yang terjadi ama kamu belakangan ini sampe kamu harus ngejauhin aku . Aku minta kamu dateng sore ini jam 5 di taman biasa. Penting ! ini menyangkut perasaan ku. Setidaknya itulah isi sms dari doni. Iya kalo sempet (sent message) . Aku dengan singkat membalas sms dari doni.
            Sore itu lalu kuputuskan untuk datang, akan kutanya  kebenarannya, aku ga bisa lama-lama diemin dia. Aku kangen sama dia. Walaupun nanti aku akan sakit denger kenyataan yang sebenarnya. Di taman. Tak tampak sosoknya. Hanya ada kursi tempat kami sering mnghabiskan waktu sepulang sekolah. Aku duduk, menahan daguku dan menangis. “kamu ga pantes nangis cuma gara-gara aku din.” ujar doni sambil menyodorkan tangannya untuk menampung tiap butir air mataku. “din.. dari pertama kita ketemu, aku suka sama kamu. Kamu itu yang paling indah dihati aku sampe kapanpun. Kamu itu pelangi buat aku din. Kalo Tuhan ijinkan, aku pengen  banget memiliki pelangi itu sampe aku mati!” ujarnya. Apa-apaan nih???? Aku masih ga ngerti !?? dia nembak aku? Terus cewek yang kemaren gimana? Aku ga mungkin jadi orang ketiga di antara mereka!! desah ku dalam hati. “tapi.. cewek itu gimana don??” tanyaku. “ cewek?? Yang mana??” doni bingung. “itu yang kemaren dirumah mu?” aku mengingatkan doni. “ohh.. itu ! itu kakak aku yang baru pulang dari Amrik, emang kenapa??” doni malah balik melontarkan pertanyaan padaku.  Astaga.. mestinya aku bisa lebih percaya ama dia!! “jadi gimana din??” doni kembali bertanya keputusanku. “humh,,.. ga bisa kak!”ucapku. “jadi?? Kamu nolak aku?”doni nampaknya begitu kecewa mendengar keputusanku. “aku ga bisa! Aku ga bisa buat ngelepasin kakak ! Aku juga sayang sama kakak”ucapku sambil tersenyum padanya. “berarti..???” belum usai kata-katanya, ia langsung mendekapku dengan erat, dengan penuh rasa cinta. Tuhan.. apa ini mimpi?? Kalo ini mimpi jangan biarkan aku bangun dari mimpi ini. Hentikan waktu saat ini juga, agar aku bisa merasakan indahnya moment ini dan jangan sekali-kali biarkan aku tuk menyakiti hatinya. Dialah yang aku miliki saat ini, kebahagiaan yang munkin tanpa kusadari akan lepas. Namun, kan kupegang ia erat karena ia terlalu berharga untuk kulepaskan.


Created by
Komang Swandari
Why the Sun and the Moon live in the Sky?

so guys.. ini gue punya sebuah cerpen yg gue buat wktu gue kelas 11 (klo di pelajaran bahasa indonesia sih mirip2 cerpen .. ehe tp narative text in english :D) Ceritanya gue disuru buat cerita khayalan gitu,,, kenapa bulan sama matahari bisa hidup di langit. Hemm ,,..
tanyak aja sama TUHAN yg nyiptain alam semesta #kalo bisa 
gak usah nanya ke gue :3 #thinking 
tapi ya sutralah,, demi sebuah tugas .. oke fine gue mulai ngayal :3 en taraaaaaaaaaaaaaaaaaa... ini cerita dongeng karya gue, ^_^ lupakan tenses karna gue sendiri juga gk tau tenses gue bener ato kagak -_- .. oke have a nice read ! :p

      Once upon a time lived a king and his queen in terabitia Kingdom. They lived happily. Their  people also lived prosperous. Their happiness became complete when the queen had pregnant. Nine years letter was born twins babies. There were a boy with sign born in his right hand (its shape a sun) and his sister with sign born in his left hand (its shape a moon). Because all of that the king and the queen gave named their children “sunny” (for their son) and “moonlight” (for their daughter).
          One  day, the queen wanted looking for edelweiss. She accompanied by her two attendants. Beside that, the queen also took her babies for enjoying natural sense. The queen went to the forest , because edelweiss only could found in the forest. After she arrived there, she found that edelweiss grew up beside the river. The queen put her babies not far from the river. The queen ran for  taking some flowers. Her attendants also helped her. In the same time  came a dog. The dog came closed to the babies of the queen. The dog played with sunny until they closed to the river and suddenly the dog pulled sunny until fell down at the river and drift out. Sunny cried louder and louder.  Then the women conscious with the sound of the baby. The queen cried and tried to chase sunny, but she couldn’t. she lost sunny.
After she arrived at her  palace, she told the king what had happened. The king ordered his inferior looking for his baby, sunny. But they couldn’t found sunny.

          18 years letter….
Beside the palace lived an old man with his son, Peter. This old man named Jack. He ex a coachman in the palace. He pension 2 years before the queen had pregnant. Day by day passed… Jack, the old man became poorer and poorer. Finally, Jack ordered his son (Peter) for  working in the palace as a coachman
Meanwhile in the palace, Moonlight grew into a beautiful princess who was admired by the Prince all over her kingdom. For  the first time, she saw a new coachman of her palace. She asked his name and ordered him to accompany her went to forest looking for edelweiss (she and her mom favorite flowers). Peter fell in love with Moonlight’s generous and her beauty for the first sight.
Month changed into the other months… both of them met every day because Moonlight went to forest was  accompanied by Peter (looking for edelweiss).
One day when Moonlight wanted to go to forest, she frightened saw the horse carriage full of edelweiss. Moonlight looked happy saw all of that surprised. Peter hold Moonlight’s hands and told his feeling to Moonlight. He told that he fell in love with her for the first sight. They had same feeling and finally they made a death. The queen knew all of this and then told to the king that their daughter had a boyfriend (Peter). The king and the queen agreed with their daughter relationship with Peter (their coachman). They knew LOVE come unfathomable.

2 years Peter and Moonlight be a couple. Peter wanted married with Moonlight. The following day, Peter asked his father went to the palace. After they arrived at the palace, the queen frightened that Peter was Jack’s son (her ex coachman). Jack asked the queen’s condition. The queen told that she felt sad. Then she told he had twins babies 18 years ago, but sunny her son was lost  never been found until now. Suddenly, Jack remembered about Peter. Jack told to the queen that Peter  wasn’t his son. He found him 18 years ago, Peter  was crying beside a big rock in the river. The queen tried to assure  , was Peter her son with sign born (a sun) in his right hand??. The queen and Jack hurried up went to the garden, they came closed to Peter and Moonlight. The queen took Peter’s right hand and check the sign born.
And….
Her feeling was right, Peter was Sunny, her son who lost 18 years ago. The queen tried to explain what had happened to Peter and Moonlight but they couldn’t received all of this fact. Peter confused because he loved Moonlight so much  although he knew , Moonlight was his sister.
The queen’s face looked so pale, she looked so scared. The queen remembered the curse that had been  growth in her kingdom. If there were brother and sister fell in love each other they will be hit by the curse. This is the first accident in her kingdom and happened to her childrens. The queen never knew what would happened with her childrens??. Meanwhile, Peter never wanted to stay at the palace. Peter and Jack back to their small house beside the palace.

In the evening, the queen worried. She couldn’t stoped her tears. Time showed at 6 o’clock in the evening, Moonlight chose to sleep early. She shocked about what had happened. Suddenly, the sky change and became dark. There were thunderclap and thunderous in the sky. The curse really happened. The princess lost from her bed. When She woke up at midnight, she frightened to find her body in the sky as a moon. In fact, that curse changed her into a moon that lived in the sky at night. The princess cried. There was a voice from the sky said, “You’ll meet sunny if there was eclipse.”
At daybreak, sunny lost from his bed and when he woke up at 6 o’clock in the morning, he frightened found his body in the sky as a sun.  he cried In his deep heart.
In the palace, the queen found her daughter’s bedroom was empty., there wasn’t her daughter inside.  She tried to check sunny’s condition in Jack’s house, but this morning Sunny wasn’t there. The queen fell sad. After several days, the queen became sick and her childrens were not found. Until the queen passed away. The king became older and older, he always cried and saw the sky in the morning and at night, he saw a sun and a moon IN THE SKY. When he saw the sun and the moon he remembered his lost childrens (sunny and moonlight). Never one knows that sunny and moonlight changed into a sun and a moon that lived in the sky. The curse caused them never could met each other for life long . In the end, Sun and Moon aren’t appear  together at the same time except if there was eclipse.












Fakta Sahabat ~~
berikut gue ksi fakta ttg sahabat , ini diambil dr beberapa sumber nd pengalaman pribadi.. *cekidot

1. Sahabat adalah yang tau kekurangan kita, tau kejelekan kita, tapi tak pernah mempermasalahkan hal itu. ♥ (´
`ʃƪ)
2. Sahabat akan bicara langsung kalo ada masalah dan diselesaikan saat itu juga dengan hati & kepala dingin. ♥ (´
`ʃƪ)
3. Sahabat tidak akan meninggalkanmu walau sudah mempunyai teman baru yang serba berlebih dari kamu. ♥ (´
`ʃƪ)
4. sahabat yang dewasa mengajarimu bagaimana pahitnya hidup dan bagaimana cara untuk mengatasinya. ♥ (´
`ʃƪ)
5. Sahabat tau bgaimana cara membuat kita tersenyum dalam ksedihan, dan tertawa dalam tangisan :') ♥ (´
`ʃƪ)
6. Persahabatan itu lebih unggul dari percintaan, karena persahabatan sejati akan membawa kerinduan yang abadi. ♥ (´
`ʃƪ)
7. Sahabat itu berani melakukan hal Bodoh bersamasama demi kesenangan. ♥ (´
`ʃƪ)
8. Sahabat akan selalu menerima kamu apa adanya. ♥ (´
`ʃƪ)
9. Sahabat akan selalu berusaha untuk membuatmu selalu tersenyum saat kamu sedang sedih. ♥ (´
`ʃƪ)
10. Sahabat akan berusaha untuk melindungi kamu. ♥ (´
`ʃƪ)
11.  SAHABAT adalah dia yang selalu menutupi kekuranganmu, dan selalu menunjukan kepada dunia kelebihanmu.
12. SAHABAT adalah dia yang selalu tersenyum jika sahabatnya mendapat kebahagiaan
13. SAHABAT adalah dia yang ikut terpuruk di saat kamu bersedih
14. SAHABAT adalah dia bisa menjadi ayahmu karena ia selalu menasehati dan menuntunmu menjadi yang terbaik
15. SAHABAT adalah dia juga bisa menjadi ibumu yang selalu peduli terhadapmu.
16. SAHABAT adalah dia juga bisa menjadi seperti kakakmu yang selalu usil tetapi menyayangi dirimu,
17. SAHABAT adalah dia juga bisa menjadi seorang adik yang selalu mengganggu dan menjengkelkanmu
18. SAHABAT adalah dia juga bisa menjadi seorang kekasih yang selalu mencintaimu
19. SAHABAT adalah dia yang selalu ada di saat kamu membutuhkannya
20. SAHABAT adalah dia adalah orang pertama yang kamu cari pas ke sekolah
21. SAHABAT adalah dia yang pertama kali kamu cari pas dia hilang di sekolah
22. SAHABAT adalah dia adalah orang yang pertama kali menuntun teman-temanmu agar menengokmu dikala kamu sedang sakit.
23.SAHABAT adalah dia yang pertama kali kamu panggil pas mau ke kantin
24. SAHABAT adalah dia tempat cerita dan tempat penyimpan rahasia yang baik
25. SAHABAT adalah dia yang selalu memberikan kamu solusi terbaik
26. SAHABAT adalah dia yang tulus berteman denganmu dan tidak memandang masa lalumu
27. SAHABAT adalah dia yang selalu mensuportmu tak peduli orang lain yang menjelekjelekanmu
28. SAHABAT adalah dia yang udah lama di hatimu bukan lama mengenalmu
29. SAHABAT adalah dia yang selalu tersenyum di saat kamu lupa bawa uang ke sekolah dan rela minjemin padahal dia sendiri kekurangan.
30. SAHABAT adalah dia yang paling sering kita ajak pose ria
31. SAHABAT adalah dia yang tahu sifatmu lebih dari yang lain.
32. SAHABAT adalah dia yang selalu membuatmu merasa sempurna karena trik-triknya yang selalu membuatmu ceria.
33. SAHABAT adalah dia yang selalu mengerti perasaan kamu.
34. SAHABAT adalah dia adalah yang selalu berbagi terhadap kamu.
35. SAHABAT adalah dia yang buat inspirasi dan motivasi kita lebih kuat



Sobatan “Sehat”

Kedekatan kita sama sobat bikin kita jadi tak terpisahkan. Tapi, saking dekatnya kita jadi terlalu bergantung dan terikat satu sama lain. Akibatnya kita terjebak di pertemanan yang nggak “sehat”. Hubungan pertemanan yang seharusnya bikin kita nyaman satu sama lain, justru bikin kita jadi saling nggak enakan satu sama lain. Sebenarnya, pertemanan yang sehat itu seharusnya seperti apa ya?

Nggak saling cemburu
Kemana-mana penginnya selalu dekat dengan sobat. Karena kita sudah merasa cocok dan nyambung saat ngobrol. Tapi, lama-lama gerak gerik kita jadi terbatas. Sobat atau kita sendiri jadi terlalu mengikat satu sama lain. Bahkan mulai muncul rasa cemburu, saat salah satu dari kita dekat dengan orang lain.

Komunikasi cukup
Maksudnya, nggak perlu deh menghubungi sobat setiap saat. Seperti menanyakan kabar, sedang dimana atau dengan siapa. Menjalin komunikasi dengan sobat itu memang penting, tapi nggak perlu berlebihan. Dan, bukan berarti kita jadi mengikat satu sama lain karena komunikasi yang terlalu intens. Perhatian yang berlebihan bisa membuat kita jadi orang yang posesif dalam berteman.

Hargai kehidupan pribadinya
Meskipun berstatus sahabat, bukan berarti kita harus selalu jadi orang pertama yang tahu segala hal tentang sobat. Apalagi memaksanya untuk terbuka dengan semua hal yang dialaminya, Ada kalanya, sobat juga ingin menyimpan masalahnya sendiri. Disinilah kita sebagai seorang sahabat harus peka dan menghargainya.

Casual friendship
Teman selalu datang dan pergi. Kita nggak bisa memaksa sobat untuk selalu ada di samping kita. Sobat punya kehidupan pribadi, begitu juga dengan kita. Karena hubungan pertemanan itu bermula dari rasa nyaman dan saling percaya satu sama lain. Kita pun nggak bisa seenaknya melarang sobat untuk berteman dengan orang lain. Jalin pertemanan dengan senang dan tanpa paksaan. Karena pertemanan itu bukan untuk saling memiliki.



sumber : http://ht.ly/sgaIo :)

Sebuah PENCARIAN DIRI'

Hidup ini penuh misteri. Plg tdk begitulah semula yg ku kira. Kita tdk pernh tahu apa yg akn trjd di masa depan. Makin banyak kita membuat rencana yg disesuaikan dg keinginan kita, makin melenceng dr rencana itu jalan hidup kita.

Hidup ini penuh kejadian kebetulan. Kebetulan2 yg terangkai sempurna menjadi kisah hidup yg hanya akn selalu membawa kita ke atas, membawa kita berkembang,berevolusi.

Hidup ini jg penuh dg keajaiban2 yyg indah dan terjad setiap hari. Hanya sja dlm banyak kejadian, indra kita sdh sdemikian tumpul u/ dpt mengenali keajaiban yg sdg terjadi.

Sebagian lain mengatakn hidup hnyalah sebuah permainan. Permainan TUHAN. Mungkin itu bukan ungkapan yg tepat, tp aku setuju dg hal itu. Hidup hanyalah sebuah permainan TUHAN,yg dipenuhi dg keajaiban & misteri, hingga melahirkan kebetulan2 indah yg menyenangkan & mengejutkan.

Hali itu semua trjd dlm hidup ku. Setelah jatuh bangun, berlinang air mata, kehabisan tenaga, & kehilangan semangat u/ hidup. Kini, saat ak menoleh ke belakang lg, makin jelas ak dpt melihat permainan itu. Aku terkejut mendpati diriku cukup puas dg permainan yg tlh kulalui. Dan ak berani u/ mngatakan bhw aku hmpir dpt menikmati sepenuhnya permainan yg akn kuhadapi d depan ku. Sepenuhnya? ya, meski pun tetap dg linangan air mata jg. Air mata bahagia.

Kini, aku berusaha hdup dlm kesadaran, penuh kesadaran. Aku tahu ak masih dlm usaha pencarian. Aku tdk memikirkan hasil usahaku. Yang perlu ku ingat adlah u/ tetap terus & terus berjalan :)

#PERJALANAN ku menjadi HINDU by sikha :D
#read this book :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar